Iklan Humor Efektifkah? Begini Cara membuat iklan Humor Yang Menarik
Sabtu, 31 Maret 2018
Add Comment
Persaingan dalam
mengiklankan produk yang relatif sama menyebabkan usaha untuk merebut perhatian
khalayak dalam iklan-iklannya semakin kompetitif. Oleh karena itu perlu
digunakan teknik-teknik periklanan yang kreatif dan menarik. Pada fenomena
persaingan iklan yang terjadi tersebut, terlihat setiap pengiklan telah
menggunakan unsur humor yang menjadi salah satu teknik persuasi dalam iklan.
Humor disampaikan dengan cara yang berbeda sesuai dengan pesan yang ingin
disampaikan.
Masing-masing iklan
operator memiliki strategi kreatif yang mempengaruhi pemilihan tipe humor yang
digunakan mereka. Humor adalah kemampuan yang diduga hanya dikembangkan oleh Manusia.
Humor melibatkan aktifitas fisik, emosi, dan terlebih adalah pemikiran. Humor
menggunakan pemikiran lateral yang juga digunakan dalam pembuatan karya- karya
kreatif dan pengalaman para penemu. Humor punya silogisme tersendiri. Dalam
humor ada ketimpangan, ada kesenjangan, ada loncatan, ada kekurangan, ada
kontradiksi, ada kekagetan, ada keterkejutan, ada wawasan, ada kesadaran baru,
dan hal yang penting ada riang.
Penggunaan bagian humor
dalam periklanan tujuannya ialah sebagai sarana guna menciptakkan tujuan supaya
informasi yang digunakan dapat memicu perhatian, mengarahkan konsumen terhadap
melihat produk, memprovokasi sikap, yang pada ahirnya membuat perilaku konsumen
untuk melakukan pembelian atau memakai produk.
Mentransformasikan humor
ke dalam suatu iklan, bukanlah gagasan tanpa tujuan. Seperti halnya banyak cara
yang sudah dipraktekkan, teknik menyisipkan bagian humor ke dalam iklan mempunyai
tujuan memberi kesan tersendiri. jika anda memperhatikan di TVC indonesia
banyak iklan balutan humoris seperti iklan om jin, ijo rame-rame dan lainya.
Disisilain, iklan humor
sampai saat ini di sekian banyak negara
masih hangat diperbincangkan oleh praktisi periklanan. Di samping perbedaan demografis
dalam daya respons terhadap humor, bukti riset juga menunjukkan bahwa iklan
yang bersifat humor tetap perlu dievaluas yakni hubungan iklan
humoris dengan pengaruh konsumen maupun terhadap suatu merk tertentu.
Jika berpedoman
penelitian terdahulu ialah berdampak negatrif terhadap brand yang diiklankan, iklan yang mempunyai sifat
humor akan tidak cukup efektif dikomparasikan iklan non humor.
Hasil temuan ini
memiliki pengimbang di dalam hubungan antarpribadi : Bila kita menyenangi
seseorang, kita akan ingin untuk memandang humornya lucu, daripada bila Anda
tidak menyenangi orang tersebut.
Namun terdapat kalanya
humor sebagai pesona iklan supaya membuat penerima pesan mendapat mood positif, sampai-sampai probabilitas penerimaan
pesan secara baik bakal lebih besar.
Mengkonversi Iklan Humor
Timbul permasalahan yang
isinya perlu dipertanyakan kembali, apakah panggunaan bagian humor di dalam
pesan iklan akan dapat meningkatkan hasil dari kegiatan promosi sebuah produk
tertentu? Atau justeru sebaliknya, humor dapat “mengaburkan“ tujuan pesan
iklan, dimana terjadi bias perhatian penonton yang menjadi target-marketnya.
Dengan beda perkataan, pemirsa menonton iklan lantaran lebih tertarik dengan
humornya, dan bukan karena dalil tertarik pada produk yang diiklankan.
Para praktisi periklanan
di Negara Amerika Serikat ternyata banyak yang sudah tidak percaya sepenuhnya
terhadap kekuatan humor di dalam iklan. Mereka beraggapan, humor dapat saja
menghibur, namun tidak selalu menolong penjualan barang atau jasa.
Boleh jadi,
tampilan iklan di Negara Paman Sam menjadi
tidak didominasi unsur-unsur humor. Biro iklan disana lebih senang memilih
sebanyak nama aktris atau aktor dan pun penyanyi top sebagai model iklannya.
Namun di dalam bisnis
periklanan, tidak saja cost yang mahal. Ide-ide guna tampilan iklan juga dihargai
paling mahal, sebab ia mesti hadir dari daya khayalan dan proses kreativitas
yang tinggi. Tidak hana itu saja, gagasan iklan yang baik hanya dapat
dihasilkan dari kadar intelektual yang memadai, naluri yang tajam serta empiris
yang lumayan dari semua pencipta iklan.
Perlu diingat kembali
karena faedah iklan ialah untuk mempertemukan konsumen dengan sesuatu produk.
Dan tujuannya pasti saja bukan guna menghibur, namun untuk memberi informasi
untuk khalayak tentang hal ikhwal suatu produk. Walau demikian, bukan berarti
iklan jangan menghibur. Segala
lelucon atau lawakan sah -sah saja bila dijadikan “senjata” dalam usaha
menggaet perhatian (to capture attention) calon konsumen.
Dari pemahaman ini, maka
humor mesti diperlakukan sebagai “alat” dan bukan adalah tujuan. Dengan
demikian, bagian humor mesti sinkron dan dapat menunjang tercapainya tujuan,
yaitu memberi informasi segala urusan yang sehubungan dengan produk yang
ditawarkan.
Sifat alamiah ini (human
nature) selalu hendak merasakan senang, maka unsur efektifnya (sisi perasaan) lebih
berperan. Tidak heran andai perhatian khalayak bakal terpusat pada bagian
humor, yang dapat membuat hatinya senang. Ada baiknya anda memikirkan bagaimana
meramu bagian humor di dalam suatu iklan dengan tidak mengaburkan bagian
informatif dari produk yang ditawarkan. Artinya, saya dan anda butuh
memperhatikan takaran memakai unsur humor di dalam pesan- pesan iklan.
Berhati-hatilah dalam
menggunakan teknik humor sebagai pendekatan. Berdasarkan keterangan dari Max
Sutherland iklan lucu akan meminimalisir unsur pesan yang penting, Fokus
audience malah akan tertuju pada “lucunya” dan bukan pada inti pesannya.Kata
sutherland lagi,
iklan lucu melulu
efektif andai persepsi orand terhadap pesan sudah dirasakan positif.
Jika dosis humor di
anggap remeh, bukan tak dapat akan hadir stimuli yang tidak terkondisikan
(unconditioned stimuli), dimana khalayak tidak lagi dipicu untuk mengkonsumsi
produk, tetapi hanya dipicu untuk tertawa. Bahkan khalayak menertawakan produk
tersebut. Jelas ini tidak menguntungkan usaha promosi dari sebuah produk
tertentu. Akhirnya, menciptakan khalayak tertawa dengan memadukan unsur-unsur
humor di dalam iklan boleh saja. Tetapi, tidak boleh sampai khalayak
menertawakan produk yang diiklankan.
Membuat Iklan Humor
yang Menarik
Dalam urusan ini
dibutuhkan strategi pemilihan pesona pesan iklan yang sangat sesuai. Bagi
menilai pesona pesan iklan yang akan menyerahkan tingkat keberhasilan sangat
tinggi terhadap target sasaran mesti melewati riset pasar.
Pesan iklan merupakan
ucapan-ucapan persuasif yang terencana dan terstrategi yang anda temukan dalam
iklan dengan destinasi menginformasikan, mempromosikan, dan merayu calon
konsumen supaya membeli produk yang ditawarkan atau merubah perilaku masyarakat
andai iklan itu sifatnya non komersil.
Pesan iklan Humor berisi dua bagian yaitu :
1. Pesan (What to say) :
suatu pesan dengan ucapan-ucapan yang diciptakan semenarik mungkin
2. Cerita (How to say) :
Dibalik pesan, ada suatu konsep kisah yang sarat makna. Kreatifitas iklan ialah
how to say-nya suatu pesan periklanan atau teknik yang dilaksanakan untuk
mengkomunikasikan pesan iklan ( What to say ) untuk audiens.
Yang jelas sejumlah hal
yang menjadi pertimbangan pengiklan menggunakan pesona humor ialah :
1. Humor lebih sesuai
diterapkan pada produk yang telah dikenal masyarakat, dengan kata lain sifat
humor pada iklan diterapkan sekedar untuk menjaga produk. Bukan untuk
memperkenalkan produk baru. Humor lebih sesuai untuk menjaga produk dan bukan
mengenalkan produk.
2. Humor adalah*metode
efektif untuk unik perhatian, oleh sebab tersebut humor
dipergunakan pada iklan
yang berorientasi pada perasaan.
3. Humor lebih
memperdalam makna menyenangi pada iklan atau produk yang diiklankan.
4. Humor adalah*metode
yang efektif untuk unik perhatian terhadap iklan
5. Humor menyempurnakan
kesenangan terhadap iklan atau produk yang diiklankan.
6. Humor tidak
menimbulkan kelebihan terhadap non humor dalam menambah persuasi
7. Humor tidak menambah
kredibilitas
8. Sifat humor tidak
merugikan secara keseluruhan
Iklan-iklan yang bagus,
iklan yang sukses mencapai destinasi kreator, agensi dan kliennya, tentu
tercipta dari kepintaran imajinasi, daya kreativitas dan banting tulang serta
perencanaan yang matang. Apapun pendekatan pesona pesan iklan yang dipakai
haruslah memenuhi faedah utama iklan, yang menurut keterangan dari Dyer (1982 :
6) ialah “Menciptakan hasrat yang sebelumnya tidak terdapat .”
Selain tersebut pesan
iklan tidak meniru iklan yang lainnya. Inilah masalah terbesar industri
periklanan Indonesia yakni orang-orang periklanan ingin meniru orang- orang
periklanan lainnya.
0 Response to "Iklan Humor Efektifkah? Begini Cara membuat iklan Humor Yang Menarik"
Posting Komentar