8 Strategi Kreatif dalam Pendekatan Pesan Iklan
Sabtu, 18 November 2017
Add Comment
Terdapat bermacam-macam
strategi dalam penyusunan suatu perencanaan pesan periklanan, tetapi pada
dasarnya aliran-aliran dikembangkan menjadi beberapa pendekatan strategi
kreatif pada pesan iklan dengan tujuan apa yang ada
dipesan benar-benar sampai kepada audien atau taget iklan tersebut.
Menurut Suyanto sendiri
(2004) ada beberapa pendekatan untuk mengerjakan strategi kreatif ini antara
lain
1. Pendekatan Generik
Pendekatan generik ditemukan
oleh Michael E. Porter. Pendekatan ini berorientasi padakeunggulan biaya
keseluruhan dan diferensiasi. Keunggulan biaya keseluruhan menonjolkan harga
lebih rendah dari pesaing. Diferensiasi menonjolkan perbedaan merek yang
mencolok dengan merek pesaing tetapi tidak secara superior.
Diferensiasi terdiri dari
diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi personal,
diferensiasi saluran dan diferensiasi citra. Diferensiasi produk terdiri dari
bentuk, pernik-pernik, kualitas, kehandalan, mudah diperbaiki gaya dan
rancangan. Diferensiasi pelayanan meliputi mudah pemesanan, instalasi pelatihan
pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan perbaikan, dan pelayanan
lainnya. Diferensiasi personal adalah diferensiasi lewat keunggulan personal.
Diferensiasi saluran adalah diferensiasi lewat keunggulan rancangan distribusi,
cakupan, keahlian dan kinerja. Diferensiasi citra merupakan diferensiasi yang
tangkap oleh konsumen berupa citra merek.
Sedangkan menurut Shimp,
pada pendekatan generik pengiklan tidak melakukan upaya untuk membedakan
mereknya dari pesaing atau menyatakan keunggulan produknya.
2. Pendekatan preemptive
Strategi ini digunakan oleh
perusahaan yang produknya kecil. Pendekatan preemptive merupakan strategi yang
cerdik karena menonjolkan superioritasnya dan merupakan pernyataan yang unik.
Menurut Shimp, pengiklan menggunakan pendekatan ini dengan menyatakan
keunggulan produknya (2003:439). Strategi ini paling sering digunakan oleh para
pengiklan kategori produk/jasa yang tidak ada atau hanya sedikit memiliki
perbedaan fungsional dengan merek-merek pesaingnya.
3. Pendekatan Unique Selling
Proposition
Dikembangkan oleh Rosser
Reeves, pendekatan ini berorientasi pada keunggulan atau kelebihan produk yang
tidak dimiliki oleh produk pesaing. Kelebihan tersebut juga merupakan sesuatu
yang dicari atau dijadikan alasan bagi konsumen menggunakan suatu produk.
Produk dibedakan oleh karakter yang spesifik.
Sedangkan menurut Shimp,
dengan pendekatan ini pengiklan menyatakan keunggulan produknya berdasarkan
atribut produk yang unik, yang memberikan suatu manfaat yang nyata bagi
konsumen.
Ciri utama USP (Unique
Selling Proposition) adalah memperkenalkan perbedaan penting yang membuat suatu
merek yang unik, lalu mengembangkan suatu klaim periklanan sehingga para
pesaing tidak bisa memilih atau tidak memiliki pilihan.
Pendekatan USP paling sesuai
untuk perusahaan dengan merek yang memiliki keunggulan bersaing yang tahan
lama, seperti produsen barang-barang yang kompleks secara teknis atau penyedia
jasa yang canggih.
4. Brand Image
Sebuah merek atau produk
diproyeksikan pada suatu citra (image) tertentu (melalui periklanan).
Gagasannya adalah agar konsumen dapat menikmati keuntungan psikologis dari
sebuah produk (selain keuntungan fisik yang mungkin ada). Ini biasanya
berorientasi pada simbol kehidupan. Pendekatan ini dipopulerkan oleh David
Ogilvy dalam bukunya Confessions of an Advertising Man.
Sedangkan menurut Shimp,
pendekatan brand image lebih melibatkan diferensiasi psikologis dari sekedar
diferensiasi fisik. Periklanan berupaya untuk mengembangkan citra atau
identitas bagi suatu merek dengan mengasosiasikan produk tersebut dengan
simbol-simbol tertentu.
5. Pendekatan Inherent Drama
Inherent Drama menggunakan
pendekatan yang menekankan pada filosofi periklanan Leo Burnett, pendiri agensi
Leo Burnet di Chicago. Iklan didasarkan pada landasan manfaat yang diperoleh
konsumen dan menekankan elemen dramatik yang diekspresikan pada manfaat tersebut.
7. Konsep Positioning
Dikemukakan oleh Jack Trout
dan Al Ries pada awal tahun 1970-an dan menjadi dasar yang populer pada
pengembangan strategi kreatif. Gagasan umum positioning adalah menempatkan
sebuah produk untuk mendapatkan posisi yang baik dalam benak konsumen. Merek
yang telah memiliki posisi mapan dalam benak akan menjadi faktor pengaruh yang
kuat pada saat konsumen memerlukan solusi. Pendekatan positioning biasanya
berorientasi pada market leader.
Jack Trout dan Al Ries
mengatakan bahwa positioning bukan yang dikerjakan terhadap produk, tetapi yang
dikerjakan terhadap benak konsumen. Perusahaan yang sukses harus berorientasi
pada “competitor”, harus mencari poin-poin kelemahan dalam posisi competitor
mereka, dan kemudian meluncurkan serangan pemasaran terhadap poin-poin
kelemahan mereka. Sedangkan menurut Shimp, iklan yang sukses seharusnya
menancapkan dibenak pelanggan tentang makna yang jelas dari produk tersebut dan
bagaimana produk itu dibandingkan dengan penawaran kompetitif (2003:443). Suatu
merek diposisikan dalam benak konsumen untuk dapat menyaingi pesaingnya.
8. Strategi Resonansi
Strategi ini tidak berfokus
pada citra merek atau pernyataan merek, tetapi lebih berfokus pada situasi atau
kondisi yang ditemukan yang menguatkan pengalaman hidup konsumen (Suyanto,
2008:36). Menurut Shimp, resonansi lebih terfokus pada keadaan atau situasi
saat ini hingga menemukan lawan yang imbang dalam pengalaman rill atau
imajinasi khalayak sasaran. Iklan yang didasarkan pada strategi ini berupaya
untuk mencocokkan “pola-pola” dalam suatu iklan dengan pengalaman masa lalu
khalayak sasaran.
Nah itulah, 8 Strategi Kreatif dalam Pendekatan Pesan Iklan
0 Response to "8 Strategi Kreatif dalam Pendekatan Pesan Iklan"
Posting Komentar