Co-branding, Strategi, Kelebihan, Kekurangan, Resiko dan 11 Keuntungannya
Selasa, 12 Desember 2017
Add Comment
Hey temen-temen Teks iklan kali ini kita belajar tentang Co-branding, Strategi, Kelebihan, Kelemahan, Keuntungan dan Kerugiannya.
Co-Branding pemasaran sering
menggabungkan produk mereka dengan produk dari perusahaan lain dengan berbagai cara (Kotler dkk.
2010). Dalam Co-Branding (penetapan merek bersama), disebut juga penetapan dua
merek (dual branding) atau penguatan merek gabungan (brand bundling) dua atau
lebih merek terkenal digabungkan menjadi satu produk bersama atau lebih merek
terkenal digabungkan menjadi satu produk bersama atau dipasarkan bersama dalam
beberapa cara.
Apa saja Kelebihan dan
Kekurangan Co-branding
Kelebihan utama Co-Branding
adalah bahwa sebuah produk dapat diposisikan secara meyakinkan melalui
kelebihan berbagai merek lainnya.
Co-Branding dapat
menghasilkan penjualan yang lebih besar dari pasar sasaran yang ada dan juga
membuka peluang tambahan bagi konsumen dan saluran baru. Co-Branding juga dapat
mengurangi biaya peluncuran produk, karena megabungkan dua citra terkenal dan mempercepat
pengadopsian. Dan juga co-branding dapat menjadi sarana berharga untuk
mempelajari konsumen dan bagaimana perusahaan lain mendekati mereka. Perusahaan
didalam industri otomotif telah meraih semua manfaat co- branding ini.
Kekurangan CO-Branding
Kekurangan potensial co-branding
adalah resiko dan kurangnya kendali untuk terhubung dengan merek lain dalam
pikiran konsumen.
Harapan konsumen tentang
tingkat keterlibatan dan komitmen pada merek bersama (co-brand) akan tinggi,
sehingga kinerja yang tidak memuaskan dapat memberikan
dampak langsung yang negative bagi kedua merek. Jika merek lain masuk dalam
sejumlah pengaturan co- branding, paparan yang
berlebihan dapat mendefinisikan pentransferan setiap asosiasi. Co-branding juga
dapat menimbulkan kekurangan fokus pada merek yang ada.
Strategi Co-Branding
Stategi co-branding
tidak hanya dilakukan antara dua brand/merek tetapi juga dapat
dilakukan antara merek produk dengan personal brand (selebritis ataupun orang
ahli terkenal) yang membawakan iklan suatu produk (Septin. 2006).
Philip Kotler mendefinisikan
Co-branding sebagai dua atau lebih brand yang sudah dikenal dikombinasikan,
dimana satu sama lain saling memperkuat dan berharap
mendapat perhatian dari audiens baru. Sedangkan Tom Blanckett dan Bob Boad
dalam buku Co-Branding : The Science of Allience
menjelaskan bahwa pada prinsipnya sulit membedakan antara co-branding dengan
promosi, aliansi, dan joint venture.
Interbrand mendefinisikan
co-branding sebagai format kerjasama
antara dua atau lebih merek yang sudah memiliki pengakuan secara signifikan dari customer, di
mana masing-masing partisipan memiliki brand yang sangat kuat. Co branding dari
definisi tersebut terletak diantara join promo dirancang dalam durasi yang
sangat pendek dan joint venture memiliki durasi yang sangat panjang dan share
value creation yang sangat tinggi tetapi dalam durasi medium.
Co-branding dapat dibagi
menjadi beberapa tingkatan berdasarkan kekuatan hubungan dan share value yang
tercipta:
• Reach and awareness
merupakan level yang terendah untuk meningkatkan kesadaran merek melalui
ekspose terhadap basis palanggan mitranya.
• Value endorsement
dirancang untuk mendukung
positioning dan brand value masing-masing merek.
• Ingredient yaitu merk
yang memasok merek lainnya.
• Complementary competence
merupakan kerjasama level tertinggi dimana merk yang sama-sama kuat dan saling
melengkapi bekerja sama dalam memproduksi suatu
produk. Misalnya Citybank, Telkomsel card, Garuda Indonesia, Citybank
Card. Citybank memilih telkomsel dan garuda Indonesia karena kedua perusahaan
tersebut memiliki nilai yang kuat/merupakan pemimpin pasar di industri
masing-masing dan bisa memberikan nilai tambah ke pelanggan dan target pasar
yang sama. Contoh lain misalnya Bank Muamalat Indonesia dengan asuransi Tafakul
bersama- sama menciptakan produk Share-e yang berasuransi.
Strategi co-branding pada
masa sekarang ini sering digunakan oleh perusahan dalam memasarkan produknya.
Sepertinya kita ketahui bahwa dengan semakin besar
populernya selebritis maka semakin besar kemungkinan perusahaan menggunakannya
untuk mempromosikan produk yang dihasilkan. Dalam hal
ini artis yang memiliki personal brand yang tinggi pun akan memilih produk yang
sesuai dengan tingkat kepopulerannya. Co-branding tidak hanya kerja sama
perusahaan dengan endoser tetapi juga kerja sama antar perusahaan untuk bersama-sama
memasarkan produknya seperti garuda Indonesia dengan Citybank card untuk para
pelanggan.
Dalam kerjasama ini dua
merek berkombinasi dalam suatu produk dengan tujuan untuk saling memenuhi
kebutuhan dari masing-masing merek. Dalam kerjasama ini juga,
tiap sponsor merek mengharapkan bahwa merek lain akan memperkuat preferensi
merek atau minat pembeli dari produk yang dikemas
bersama tersebut. Tiap merek pun berharap dapat menjauhkan konsumen baru dengan mengaitkannya dengan merek lain. Karena dengan
berkombinasi dua merek, maka pangsa pasar dan volume penjualan perusahaan yang
telah dimiliki masing-masing merek tersebut diharapkan dapat bertambah.
Apa saja Keuntungan Dan
Resiko Co-Branding?
Menurut Septin
(2006) Penggunaan strategi co-branding
mempunyai berbagai keuntungan
tetapi di sisi lain juga mengandung resiko kerugian tergantung
bagaimana memilih pasangan yang tepat, kondisi pasar dan kondisi masing- masing
merek.
Keuntungan yang
bisa diperoleh dengan
melakukan co-branding (Marketing,2006):
1. Pendapatan dari loyalty
Bagi perusahaan yang
produknya digunakan sebagai bahan untuk produk lainnya, sebuah kesepakatan
co-branding bisa mendapatkan sumber pendapatan yang kedua berupa loyalty.
Misalnya PT Garuda mendaptkan royalty dari Citybank.
2. Mendongkrak penjualan
Dengan menggandeng merek
lain perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan apalagi merek yang diajak
kerjasama merek yang setara
bahkan yang lebih kuat.
Misal Microsoft dengan intel, Telkom dengan Nokia.
3. Kesempatan memasuki pasar baru
Dengan menggandeng
perusahaan yang menguasai segmen
pasar yang belum dilayani maka
dengan co-branding akan lebih mudah
memasuki pasar baru.
4. Menawarkan additional benefit
Strategi ini dapat
memberikan benefit tambahan bagi konsumen misal berupa paket penawaran yang
lebih menarik, bonus tambahan,
penawaran kredit dari bank
dan lain-lain.
5. Meminimalkan investasi
Dalam strategi pengembangan
usaha untuk memasuki pasar baru strategi pengembangan usaha untuk memasuki
pasar baru strategi ini dapat
menghemat biaya.
6. Mengurangi resiko
Dapat mengurangi resiko
kegagalan terutama dalam memasuki pasar baru dan menciptakan produk baru.
7. Keuntungan lebih cepat didapat
Keuntungan yang
di peroleh dapat
lebih cepat diraih
karena usaha dilakukan
bersama-sama. Misal Telkom dan Nokia.
8. Harga premium
Perusahaan dapat membuat
harga premium dan mempunyai peluang lebih besar untuk sukses di pasar.
9. Mengkomunikasikan kualitas produk
Dengan strategi
ini komsumen dapat
dengan lebih cepat
mengetahui kualitas produk, lebih tertarik dan percaya.
10. Meyakinkan pelanggan
Pelanggan akan lebih yakin
dengan informasi yang disampaikan oleh ahli di bidangnya yang telah bekerja
sama dengan perusahaan.
11. Akses teknologi canggih
Perusahaan yang lemah teknologinya dapat melakukan co-branding dengan
perusahaan lain yang mempunyai fokus, reputasi dan ahli.
12. Meningkatkan minat pelanggan. Dengan co-branding produk
lebih menarik bagi konsumen.
Di samping benefit yang bisa
diperoleh dari co-branding namun ada kelemahan atau resiko yang dihadapi.
Resiko yang dihadapi. Resiko yang dihadapi antara lain (Swasembada
2006).
1. Perbedaan corporate personality
Agar kerjasama berhasil perusahaan-perusahaan yang bekerja sama harus
menyesuaikan gaya atau personality nya.
2. Merger atau take overs
Bila salah satu perusahaan
merger atau diambil alih maka dapat menimbulkan
masalah pada kerjasama
yang telah dibuat. Kesepakatan–kesepakatan yang dibuat
bisa berubah.
3. Perubahan status financial partner
Perubahan status financial
perusahaan partner dapat mengakibatkan permasalahan dalam kerjasama yang sudah
di bina.
4. Perusahaan pada perilaku pasar
Perusahaan harus jeli
mempelajari situasi pasar yang selalu berubah karena dapat menjadi ancaman yang
serius.
5. Resiko kehilangan identitias
Perusahaan dapat kehilangan
indentitas aslinya. Dengan co-branding bisa
mengakibatkan hanya ada satu identitas sehingga perusahaan dapat mengalami perubahan
image atau identitas dimata pelanggan.
6. Perubahan positioning partner
Perubahan positioning akan
mengakibatkan masalah bagi partner nya.
7. Kegagalan memenuhi target.
Jika salah satu partner gagal memenuhi target, maka resiko
kerjasama bisa dibatalkan.
8. Terciptanya single brand
Apabila pelangan mulai
melihat kedua brand menjadi satu brand, maka membutuhkan tindakan cepat untuk
mengembalikan situasi.
Jadi saat ini peranan merek
semakin jelas terasa dampaknya terhadap keberhasilan pemasaran. Disadari maupun
tidak, kehidupan kita sehari hari dikelilingi oleh yang namanya merek.
Pentingnya branding terbukti dengan fakta bahwa setiap orang tidak dapat
menghindar dari yang produk bermerek semenjak segalanya yang ditawarkan dipasar
membawa nama merek tersebut.
Saat ini, keputusan strategi
merek yang sedang marak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar adalah
keputusan strategi merek co-branding. Strategi merek co-branding adalah
strategi dengan mengkombinasikan dua merek kedalam suatu produk, dengan tujuan
untuk saling memperkuat masing-masing preferensi merek dan minat beli konsumen
terhadap produk yang dikemas bersama tersebut. Kerjasama tersebut juga
diharapkan dapat meraih pangsa pasar baru dari dua merek yang berkombinasi
tersebut. Namun kerjasama penggabungan merek tersebut disamping memiliki banyak
keunggulan, kerjasama tersebut juga memiliki beberapa kekurangan.
0 Response to "Co-branding, Strategi, Kelebihan, Kekurangan, Resiko dan 11 Keuntungannya"
Posting Komentar