-->

Co-branding, Strategi, Kelebihan, Kekurangan, Resiko dan 11 Keuntungannya

Hey temen-temen Teks iklan kali ini kita belajar tentang Co-branding, Strategi, Kelebihan, Kelemahan, Keuntungan dan Kerugiannya. 
Co-Branding pemasaran sering menggabungkan produk mereka dengan produk dari perusahaan lain dengan berbagai cara (Kotler dkk. 2010). Dalam Co-Branding (penetapan merek bersama), disebut juga penetapan dua merek (dual branding) atau penguatan merek gabungan (brand bundling) dua atau lebih merek terkenal digabungkan menjadi satu produk bersama atau lebih merek terkenal digabungkan menjadi satu produk bersama atau dipasarkan bersama dalam beberapa cara.  

Co-branding, Strategi, Kelebihan, Kekurangan, Keuntungan dan Kerugiannya

Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Co-branding
Kelebihan utama Co-Branding adalah bahwa sebuah produk dapat diposisikan secara meyakinkan melalui kelebihan berbagai merek lainnya.
Co-Branding dapat menghasilkan penjualan yang lebih besar dari pasar sasaran yang ada dan juga membuka peluang tambahan bagi konsumen dan saluran baru. Co-Branding juga dapat mengurangi biaya peluncuran produk, karena megabungkan dua citra terkenal dan mempercepat pengadopsian. Dan juga co-branding dapat menjadi sarana berharga untuk mempelajari konsumen dan bagaimana perusahaan lain mendekati mereka. Perusahaan didalam industri otomotif telah meraih semua manfaat co- branding ini.

Kekurangan CO-Branding
Kekurangan potensial co-branding adalah resiko dan kurangnya kendali untuk terhubung dengan merek lain dalam pikiran konsumen. 

Harapan konsumen tentang tingkat keterlibatan dan komitmen pada merek bersama (co-brand) akan tinggi, sehingga kinerja yang tidak memuaskan dapat memberikan dampak langsung yang negative bagi kedua merek. Jika merek lain masuk dalam sejumlah  pengaturan co- branding, paparan yang berlebihan dapat mendefinisikan pentransferan setiap asosiasi. Co-branding juga dapat menimbulkan kekurangan fokus pada merek yang ada.

Strategi Co-Branding
Stategi  co-branding  tidak  hanya dilakukan  antara dua brand/merek tetapi juga dapat dilakukan antara merek produk dengan personal brand (selebritis ataupun orang ahli terkenal) yang membawakan iklan suatu produk (Septin. 2006).

Philip Kotler mendefinisikan Co-branding sebagai dua atau lebih brand yang sudah dikenal dikombinasikan, dimana satu sama lain saling memperkuat dan berharap mendapat perhatian dari audiens baru. Sedangkan Tom Blanckett dan Bob Boad dalam buku Co-Branding : The Science of Allience menjelaskan bahwa pada prinsipnya sulit membedakan antara co-branding dengan promosi, aliansi, dan joint venture. 

Interbrand mendefinisikan co-branding sebagai  format kerjasama antara dua atau lebih merek yang sudah memiliki pengakuan secara signifikan dari customer, di mana masing-masing partisipan memiliki brand yang sangat kuat. Co branding dari definisi tersebut terletak diantara join promo dirancang dalam durasi yang sangat pendek dan joint venture memiliki durasi yang sangat panjang dan share value creation yang sangat tinggi tetapi dalam durasi medium.

Co-branding dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan berdasarkan kekuatan hubungan dan share value yang tercipta:

  Reach and awareness merupakan level yang terendah untuk meningkatkan kesadaran merek melalui ekspose terhadap basis palanggan mitranya.
 Value  endorsement  dirancang  untuk  mendukung  positioning  dan  brand value masing-masing merek.
 Ingredient yaitu merk yang memasok merek lainnya.
 Complementary competence merupakan kerjasama level tertinggi dimana merk yang sama-sama kuat dan saling melengkapi bekerja sama dalam memproduksi suatu produk. Misalnya Citybank, Telkomsel card, Garuda Indonesia, Citybank Card.  Citybank memilih telkomsel dan garuda Indonesia karena kedua perusahaan tersebut memiliki nilai yang kuat/merupakan pemimpin pasar di industri masing-masing dan bisa memberikan nilai tambah ke pelanggan dan target pasar yang sama. Contoh lain misalnya Bank Muamalat Indonesia dengan asuransi Tafakul bersama- sama menciptakan produk Share-e yang berasuransi.

Strategi co-branding pada masa sekarang ini sering digunakan oleh perusahan dalam memasarkan produknya. Sepertinya kita ketahui bahwa dengan semakin besar populernya selebritis maka semakin besar kemungkinan perusahaan menggunakannya untuk mempromosikan produk yang dihasilkan. Dalam hal ini artis yang memiliki personal brand yang tinggi pun akan memilih produk yang sesuai dengan tingkat kepopulerannya. Co-branding tidak hanya kerja sama perusahaan dengan endoser tetapi juga kerja sama antar perusahaan untuk bersama-sama memasarkan produknya seperti garuda Indonesia dengan Citybank card untuk para pelanggan.

Dalam kerjasama ini dua merek berkombinasi dalam suatu produk dengan tujuan untuk saling memenuhi kebutuhan dari masing-masing merek. Dalam kerjasama ini juga, tiap sponsor merek mengharapkan bahwa merek lain akan memperkuat preferensi merek atau minat pembeli dari produk yang dikemas bersama tersebut. Tiap merek pun berharap dapat menjauhkan konsumen baru  dengan mengaitkannya dengan merek lain. Karena dengan berkombinasi dua merek, maka pangsa pasar dan volume penjualan perusahaan yang telah dimiliki masing-masing merek tersebut diharapkan dapat bertambah.

Apa saja Keuntungan Dan Resiko Co-Branding?

Menurut  Septin  (2006) Penggunaan  strategi  co-branding  mempunyai  berbagai keuntungan tetapi di sisi lain juga mengandung resiko kerugian tergantung bagaimana memilih pasangan yang tepat, kondisi pasar dan kondisi masing- masing merek.

Keuntungan  yang  bisa  diperoleh  dengan  melakukan  co-branding  (Marketing,2006):

1. Pendapatan dari loyalty
Bagi perusahaan yang produknya digunakan sebagai bahan untuk produk lainnya, sebuah kesepakatan co-branding bisa mendapatkan sumber pendapatan yang kedua berupa loyalty. Misalnya PT Garuda mendaptkan royalty dari Citybank.

2. Mendongkrak penjualan
Dengan menggandeng merek lain perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan apalagi merek yang diajak kerjasama merek yang setara
bahkan yang lebih kuat. Misal Microsoft dengan intel, Telkom dengan Nokia.

3. Kesempatan memasuki pasar baru
Dengan  menggandeng  perusahaan  yang menguasai  segmen  pasar  yang belum dilayani maka dengan co-branding akan lebih mudah
memasuki pasar baru.

4. Menawarkan additional benefit
Strategi ini dapat memberikan benefit tambahan bagi konsumen misal berupa paket penawaran yang lebih menarik, bonus tambahan,
penawaran kredit dari bank dan lain-lain.

5. Meminimalkan investasi
Dalam strategi pengembangan usaha untuk memasuki pasar baru strategi pengembangan usaha untuk memasuki pasar baru strategi ini dapat
menghemat biaya.

6. Mengurangi resiko
Dapat mengurangi resiko kegagalan terutama dalam memasuki pasar baru dan menciptakan produk baru.

7. Keuntungan lebih cepat didapat
Keuntungan  yang  di  peroleh  dapat  lebih  cepat  diraih  karena  usaha dilakukan bersama-sama. Misal Telkom dan Nokia.

8. Harga premium
Perusahaan dapat membuat harga premium dan mempunyai peluang lebih besar untuk sukses di pasar.

9. Mengkomunikasikan kualitas produk
Dengan  strategi  ini  komsumen  dapat  dengan  lebih  cepat  mengetahui kualitas produk, lebih tertarik dan percaya.

10. Meyakinkan pelanggan
Pelanggan akan lebih yakin dengan informasi yang disampaikan oleh ahli di bidangnya yang telah bekerja sama dengan perusahaan.

11. Akses teknologi canggih
Perusahaan yang lemah teknologinya dapat melakukan co-branding dengan perusahaan lain yang mempunyai fokus, reputasi dan ahli.

12. Meningkatkan minat pelanggan. Dengan co-branding produk lebih menarik bagi konsumen.

Di samping benefit yang bisa diperoleh dari co-branding namun ada kelemahan atau resiko yang dihadapi. Resiko yang dihadapi. Resiko yang dihadapi antara lain (Swasembada 2006).

1. Perbedaan corporate personality
Agar kerjasama berhasil  perusahaan-perusahaan yang bekerja sama harus menyesuaikan gaya atau personality nya.

2. Merger atau take overs
Bila salah satu perusahaan merger atau diambil alih maka dapat menimbulkan  masalah  pada  kerjasama  yang  telah  dibuat. Kesepakatan–kesepakatan yang dibuat bisa berubah.

3. Perubahan status financial partner
Perubahan status financial perusahaan partner dapat mengakibatkan permasalahan dalam kerjasama yang sudah di bina.

4. Perusahaan pada perilaku pasar
Perusahaan harus jeli mempelajari situasi pasar yang selalu berubah karena dapat menjadi ancaman yang serius.

5. Resiko kehilangan identitias
Perusahaan dapat kehilangan indentitas aslinya. Dengan co-branding bisa  mengakibatkan  hanya ada satu identitas sehingga perusahaan dapat mengalami perubahan image atau identitas dimata pelanggan.

6. Perubahan positioning partner
Perubahan positioning akan mengakibatkan masalah bagi partner nya.
7. Kegagalan memenuhi target.
Jika salah satu  partner gagal memenuhi target, maka resiko kerjasama bisa dibatalkan. 
8. Terciptanya single brand
Apabila pelangan mulai melihat kedua brand menjadi satu brand, maka membutuhkan tindakan cepat untuk mengembalikan situasi. 

Jadi saat ini peranan merek semakin jelas terasa dampaknya terhadap keberhasilan pemasaran. Disadari maupun tidak, kehidupan kita sehari hari dikelilingi oleh yang namanya merek. Pentingnya branding terbukti dengan fakta bahwa setiap orang tidak dapat menghindar dari yang produk bermerek semenjak segalanya yang ditawarkan dipasar membawa nama merek tersebut.


Saat ini, keputusan strategi merek yang sedang marak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar adalah keputusan strategi merek co-branding. Strategi merek co-branding adalah strategi dengan mengkombinasikan dua merek kedalam suatu produk, dengan tujuan untuk saling memperkuat masing-masing preferensi merek dan minat beli konsumen terhadap produk yang dikemas bersama tersebut. Kerjasama tersebut juga diharapkan dapat meraih pangsa pasar baru dari dua merek yang berkombinasi tersebut. Namun kerjasama penggabungan merek tersebut disamping memiliki banyak keunggulan, kerjasama tersebut juga memiliki beberapa kekurangan.

0 Response to "Co-branding, Strategi, Kelebihan, Kekurangan, Resiko dan 11 Keuntungannya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel