Teknik Brainstorming yang WOW Ikuti Pakar Ini
Jumat, 24 November 2017
Add Comment
Ketika di bangku kuliah
mengenai mata kuliah ada mata kulaih yang menarik yaitu menajemen pemecahan masalah seperti musyawarah mufakat,
voting dan salah satu teknik yang pernah dengar adalah teknik brainstorming namun, ketika dijelaskan materinya hasilnya biasa-biasa saja mungkin
karena dosen pengajarnya belum ahli dalam teknik ini ataupun sama sekali belum pernah mempraktekan brainstorming yang sesungguhnya alhasil
pelajaran yang didapat hambar dan cepat menghilang.
Lalu bagaimana cara tahap
sumbangsaran atau brainstorming yang WOW menurut pakar?
Berikut merupakan empat
tahap sumbangsaran (brainstorming) menurut Pakar J.G. Rawlinson dalam bukunya
Berfikir Kreatif & Brainstorming?
Pertama Menjelaskan
persoalan
Pemimpin pertemuan
sumbangsaran (brainstorming) menjelaskan persoalan yang dihadapi dan
menerangkan kepada peserta bagaimana cara ber-partisipasi dalam sumbangsaran
tersebut. Pimpinan sebelumnya telah membuat persiapan mencari fakta-fakta
tentang persoalan yang dihadapi dan ia harus memberi pengantar kepada para
peserta tentang hakekat persoalan tersebut. Kemudian persoalan yang digarap
didiskusikan secara singkat agar setiap peserta telah mempunyai pengertian
tentang persoalan yang dimaksud.
Kedua Merumuskan kembali
persoalan dengan lebih jelas
Merumuskan kembali persoalan
dengan lebih jelas dengan sendirinya membuka jalan keluar atau memberi jawaban
yang dapat diterima tanpa perlu adanya sumbangsaran seterusnya.
Tiap perumusan kembali
persoalan dengan lebih jelas dimulai dengan kata, “Bagaimana kalau. . . . .”
ialah untuk menjamin bahwa jalan keluar belum dinyatakan pada tahap ini dan
persoalan tersebut telah diuji dari sudut yang berbeda-beda.
Apabila akhirnya dihasilkan 6
rumusan yang lebih jelas, maka pilihlah satu atau dua untuk sumbangsaran, dan
tuliskan rumusan persoalan tersebut pada papan tulis atau “Flipchart” supaya
dapat dilihat dan dibahas seluruh peserta. Perumusan kembali persoalan tersebut
harus dimulai dengan kalimat, “Dengan cara bagaimana kita dapat. . . . .”.
Kalimat ini memancing rumusan ide dan jelas keluar dengan cara-cara sederhana
dan singkat.
Kemudian mengembangkan salah satu
atau beberapa penjelasan tersebut atau mengembangkan ide kreatif
Mengembangkan persoalan yang
telah dirumuskan kembali merupakan bagian pokok dari pertemuan di mana
diciptakan suasana yang bebas untuk melemparkan ide yang sebanyak-banyaknya.
Yang menjadi kunci ukuran bukanlah kualitas, tetapi kuantitas ide-ide tersebut.
Ciptakanlah suasana humor, jenaka, bebas, hingga ide yang aneh dapat tercipta
dan ide-ide yang agak bebas lainnya sebaiknya terus dirangsang. Para peserta
harus merasa bebas ketawa bersama dengan orang pelempar ide aneh, tetapi jangan
sekali-kali mentertawakan orangnya.
Selama pertemuan
sumbangsaran berlangsung, semua ide yang keluar sebaiknya ditampung dan
dituliskan dan dapat dibaca oleh seluruh peserta. Apabila pengeluaran ide mulai
mengering pimpinan dapat mengehentikan sidang dan minta beberapa menit untuk
diam untuk memungkinkan pengembangan ide seterusnya. Dalam waktu diam ini tidak
ada ide yang diajukan, dan dalam kesempatan ini peserta dapat bepikir sendiri
dan membaca kembali ide-ide yang tertulis di papan tulis. Setelah beberapa
menit berlalu, pimpinan menyilakan memulai sumbangsaran kembali. Duapuluh
sampai tigapuluh ide timbul dengan cepat menambah ide sebelumnya. Juga ide-ide
ini harus ditulis di papan tulis.
Selain daripada itu selama
inkubasi singkat tersebut, pemimpin dapat memikirkan cara baru untuk menciptakan
arus ide baru. Dia harus mendorong kuantitas ide, umpamanya, mengatakan hanya
diperlukan 10 ide lagi untuk mencapai kuantitas 150. Pimpinan juga harus
menyumbangkan ide dan merangsang peserta sedemikian rupa agar lebih berani lagi
melempar ide-ide. Apabila kemudian ternyata ide kembali mengering, dia dapat
memfokuskan perhatian pada ide yang dianjurkan sebelumnya dan memfomulasikannya
dengan cara “Dengan berapa cara kita dapat ide ini?”. Sebelumnya juga, pimpinan
pertemuan harus mempunyai persiapan cukup bagaimana mengendalikan pertemuan
tersebut, dan dalam hal-hal tertentu menguasai orang yang mengeritik ide atau
menghambat kelancaran mengalirnya ide-ide.
Ketiga mengevaluasi ide yang dihasilkan
Langkah pertama dalam
mengevaluasi ialah dengan singkat meneliti daftar ide yang umumnya dapat
diterima serta tidak menimbulkan pertentangan pendapat. Dalam pertemuan yang
lancar dan cepat, ide-ide tersebut ditulis dan bukan diingat-ingat.
Evaluasi selanjutnya
memerlukan penentuan kriteria dan pengelompokkan ide dalam kelompok kecil
sehingga dapat dibahas dengan mudah. Paling sedikit diperlukkan 6 kriteria dan
ini diurutkan berdasarkan pertimbangan nilai dan pentingnya ide tersebut.
Beberapa kriteria bersifat umum dan akan selalu muncul dalam evaluasi sumbangsaran
seperti kriteria biaya, apakah dapat diterima, jangka waktu yang diperlukan
untuk implementasi, legalitas. Sementara kriteria lain akan muncul sesuai
dengan hubungannya pada jenis persoalan.
Setiap ide dimasukkan dalam
satu atau beberapa kelompok. Kemudian ide-ide tersebut dievaluasi berdasarkan
kelompok ide dan dengan menggunakan kriteria yang telah disepakati sebelumnya.
Kemudian satu atau dua ide
yang paling baik dicatat. Untuk memudahkan, ada baiknya dimulai dengan
menggunakan pendekatan negatif seperti: menghapuskan atau membuang ide yang
tidak memenuhi kriteria. Ide yang masih tersisa seterusnya diuji dengan
kriteria dan ide terbaik ditandai dengan khusus. Dalam tahap ini ide paling
baik dari seluruh kelompok dapat dikumpulkan atau dicatat dalam Kelompok Ide
Terbaik dengan seterusnya memakai kriteria sebelumnya. Dalam hal demikian, ide
yang semula berjumlah beratus-ratus ide disaring tinggal menjadi 20 atau 30
saja, dan ide yang menang akan lebih jelas lagi. Dengan cara demikian ide yang
tidak praktis akan dihapus dan ide yang paling baik akan ditentukan untuk diuji
lebih ketat, termasuk dengan analisa biaya.
Sumber:
J.G Rawlinson, Berfikir
Kreatif & Brainstorming, Terjemahan B.N. Marbun, SH & Djoerban Wachid,
SH, Jakarta : Erlangga, 1983.
https://ernisme.wordpress.com/2012/10/04/brainstorming-part-2/
0 Response to "Teknik Brainstorming yang WOW Ikuti Pakar Ini"
Posting Komentar