-->

3 Hal yang Mempengaruhi Iklan Politik Terhadap Calon Pemilih

Iklan politik sebenarnya mempunyai kesamaan dengan iklan dalam dunia bisnis. Secara pragmatis, keduanya saling bertaut dan bahkan memiliki target yang sama, yakni didapatnya respons positif dari publik. Jika dalam dunia industri iklan diproyeksikan untuk peningkatan profit dari produk yang ditawarkan maka iklan politik bertujuan memperoleh suara sebanyak mungkin dalam pemilu.
pengaruhi Iklan Politik Terhadap Calon Pemilih

Linda Kaid menjelaskan "ada tiga pengaruh iklan politik di televisi terhadap para pemilih, yakni pengetahuan pemilih, persepsi terhadap kontestan, dan preferensi pilihan.”

Pertama ditunjukkan oleh identifikasi nama kontestan atau kandidat. Untuk identifikasi nama, iklan lebih efektif dibandingkan komunikasi melalui pemberitaan, khususnya untuk kandidat atau kontestan baru. Para pemilih juga lebih mudah mengetahui isu-isu spesifik dan posisi kandidat terhadap isu tertentu melalui iklan dibandingkan dengan pemberitaan. Pemilih yang tingkat keterlibatannya sedikit dalam kampanye lebih terpengaruh oleh iklan politik.

Kedua adalah efek pada evaluasi kandidat atau kontestan. Iklan politik televisi memberi dampak signifikan terhadap tingkat kesukaan terhadap kontestan atau kandidat, khususnya terhadap policy serta kualitas kandidat yang meliputi kualitas instrumental, dimensi simbolis dan karakter verbal dan nonverbal. Dampak tersebut bisa negatif dan bisa pula positif. Tingkat pengaruh tersebut tergantung pada konsep kreatif, eksekusi produksi, dan penempatan iklan politik tersebut.

Ketiga  adalah  preferensi  pilihan.  Berbagai  studi eksperimental   menunjukkan, iklan politik mempunyai pengaruh terhadap preferensi pilihan, khususnya bagi pemilih yang menetapkan pilihan pada saat-saat terakhir. Variabel penting yang mempengaruhi preferensi tersebut adalah formasi citra dan tingkat awareness para pemilih terhadap kontestan. Pemilih yang keteriibatannya dalam dunia politik  rendah  lebih  mudah  dipengaruhi oleh iklan politik dibandingkan pemilih yang keterlibatannya lebih tinggi.

Nursal menambah dan menjelaskan beberapa tahap respon pemilih terhadap stimulasi iklan politik antara lain
1. Awareness, yaitu jika seseorang dapat mengingat atau menyadari bahwa pihak tertentu merupakan kontestan Pemilu. Dengan  jumlah kontestan  Pemilu  yang banyak,  membangun awareness cukup sulit dilakukan, khususnya bagi partai-partai baru. Seperti sudah menjadi hukum besi political marketing, secara umum para pemilih tidak akan menghabiskan waktu dan energinya untuk menghapal nama-nama kontestan tersebut. Namun yang pasti, pemilih tidak akan memilih kontestan yang tidak memiliki brand awareness.

2. Knowledge, yaitu ketika seorang pemilih mengetahui beberapa unsur penting mengenai produk kontestan tersebut, baik substansi maupun presentasi. Unsur-unsur itu akan diinterpretasikan sehingga membentuk makna politis tertentu dalam  pikiran  pemilih.  Dalam  pemasaran  produk komersial, tahap ini disebut juga sebagai tahap pembentuk brand association dan perceived quality.

3. Liking, yaitu tahap di mana seorang pemilih menyukai kontestan tertentu karena satu atau lebih makna politis yang terbentuk di pikirannya sesuai dengan aspirasinya.

4. Preference, tahap di mana pemilih menganggap bahwa satu atau beberapa makna politis yang terbentuk sebagai interpretasi terhadap produk politik sebuah kontestan tidak dapat dihasilkan secara lebih memuaskan oleh kontestan lainnya. Dengan demikian, pemilih tersebut memiliki kecenderungan unluk memilih kontestan tersebut.


5. Conviction, pemilih tersebut sampai pada keyakinan untuk memilih kontestan tertentu.

Nah, 3 Hal yang Mempengaruhi Iklan Politik Terhadap Calon Pemilih

0 Response to "3 Hal yang Mempengaruhi Iklan Politik Terhadap Calon Pemilih"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel