-->

Layak di Renungkan! Antara Integritas dan Eksistensi Brand

Bermodal kepercayaan pelanggan yang tinggi pada suatu brand tentunya bisa menjamin eksistensi brand dalam jangka panjang. Kejujuran, keterbukaan, prinsip etika dan karakter moral, inilah nilai-nilai integritas yang seharusnya dibangun. Ketika brand mengabaikan nilai-nilai integritas ini, maka tingkat kepercayaan pelanggan akan menurun dan tentu akan mengancam eksistensi brand.

Brand dan Persepsi Konsumen
Sekarang persaingan antar brand yang semakin luar biasa, tantangan yang dihadapi para penglola brand dalam menjaga integritas brand memang semakin berat. Alih-alih cuma menaikkan integritas, banyak aktifitas komunikasi yang dijalankan suatu brand malah menghasilkan citra yang kurang bagus. Salah satunya adalah penyebarluasan pesan-pesan komersial dengan kualitas rendah atau dianggap tidak jujur yang setiap hari membanjiri perangkat-perangkat personal (personal devices) pelanggan. Salah satu fakta yang ditemukan lewat studi-studi hubungan brand dengan pelanggan, terungkap bahwa tingkat kepercayaan pelanggan terhadap sebuah brand sangat dipengaruhi oleh persepsi mereka
terhadap integritas brand. Integritas atau kejujuran masih dianggap sebagai hal yang langka saat ini, terutama ketika pasar terhisap dalam situasi persaingan yang kerap mengaburkan nilai-nilai kejujuran. Brand-brand yang tidak jujur sudah pasti akan mengalami kesulitan untuk bertahan. Konsumen yang bijak tentu akan dengan mudah merasakan ketidakjujuran brand termasuk ketika klaim dilakukan dengan berlebihan.
Layak di Renungkan! Antara Integritas dan Eksistensi Brand  
Bisakah Iklan Menjadi Kontra Produktif?
Up shaw dalam bukunya Truth, terungkap keluhan responden yang menganggap para pemasar tidak menaruh respek terhadap kehidupan pribadi mereka, akibatnya mereka berencana menurunkan standar hidup mereka demi mempertahankan diri dari serbuan pesan komersil. Hal ini terasa aneh atau sesuatu hal yang tidak biasa jika dikaitkan dengan niat individu dalam menaikkan standar hidup sehari-hari. Namun menjadi masuk di akal ketika serbuan iklan yang mengajak pelanggan menjadi konsumtif dianggap sebagai suatu gangguan.

Kepercayaan terhadap sebuah brand ternyata bisa menurun kalau konsumen merasa pesan yang diterima dianggap berlebihan, baik karena jumlah atau frekuensi maupun isinya. Karena itulah para pemasar harus berhati-hati dalam ‘perlombaan’  menyampaikan pesan iklan.

Masalahnya, sejumlah brand seolah-olah menempatkan iklan sebagai faktor utama penentu eksistensi brand, apalagi ketika iklan dihubungkan dengan tingkat brand awareness atau top of mind yang sering dipakai sebagai salah satu ukuran dalam mengukur kualitas brand.

Konsumen sudah semakin bijak dan mereka akan menyikapi serbuan pesan iklan dengan lebih hati-hati, dan tidak saja berhati-hati terhadap iklan, namun juga terhadap berbagai upaya marketing lain yang sangat masif. Membangun integritas menjadi sangat penting dalam menjaga dan membangun kepercayaan pasar. Sejumlah strategi yang dapat dilakukan dalam membangun integritas brand adalah: menjaga mutu fisik produk sekaligus nilai-nilai kejujuran produk, selalu menjunjung keterbukaan, mendengar suara pelanggan dan menempatkan mereka sebagai mitra sejajar, tidak menempatkan harga sebagai pemikat utama konsumen.

Saat ini semakin banyak brand yang menggunakan faktor kepercayaan sebagai salah satu faktor utama dalam membangun dan mempertahankan penjualan atau konsumsi pelanggan. Artinya, proposisi berdasarkan tingkat kepercayaan terhadap brand sudah semakin penting sementara proposisi berbasis harga atau efisiensi semakin melemah.
Mutu fisik produk adalah salah satu kunci utama keberhasilan brand dalam membangun kepercayaan jangka panjang. Mutu produk akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang bersifat langsung atau dapat dirasakan dengan segera oleh konsumen. Hal ini bisa terjadi jika produsen sungguh-sungguh berorientasi kepada kebutuhan konsumen.


Jadi sebaiknya produsen yang mendengarkan suara konsumen dan menggunakannya sebagai landasan pengembangan produk berarti telah menempatkan mereka sebagai partner sejajar.

0 Response to "Layak di Renungkan! Antara Integritas dan Eksistensi Brand "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel