Cara Termudah Belajar Brand dan Positioning Product Langsung Paham
Kamis, 07 Desember 2017
Add Comment
Apakah Brand Itu?
Apa yang ada dalam benak
Anda, ketika Anda mendengar Kata Malboro atau Susu Anlene?.
"Ya"Malboro orang yang suka berpetualang dan individualis. Kata
Anlene langsung menuju pada susu padat kalsium yang baik untuk orang tua.
Brand Marlboro
Bentuk-bentuk asosiasi yang
menghubungkan suatu produk dengan gagasan tertentu yang melekat pada benak
orang disebut dengan brand.
Brand adalah ide, kata,
desain, desain grafis atau suara/bunyi yang menyimbolkan produk, jasa, dan
perusahaa yang memproduksi produk dan jasa tersebut. Semua aspek ini
menerbitkan asosiasi khusus dalam benak konsumen, misalnya tentang kualitas
produk, makna simbolis yang terkandung dalam pengalaman emosional dan psikologi
yang dialami konsumen dalam bersentuhan dengan brand tersebut.
Pengiklan dan biro iklan
harus memahami bahwa konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk, sebenarnya untuk
memenuhi suatu kebutuhan fungsional, emosional, atau keduanya. Masalah mengapa
dan bagaimana konsumen mengkonsumsi suatu produk harus diketahui oleh pengiklan
dan biro iklan.
Misalnya orang membeli
kosmetik tidak sekedar untuk kecantikan diri tetapi sebagai sarana sumber
kepercayaan diri. Orang membeli rokok tidak untuk kebutuhan fisik seperti
halnya makan, tetapi untuk gaya hidup dan menambah kejantanan seorang pria.
Biro iklan dengan pengiklan
akan menentukan aspek mana dari motivasi pembeli dan makna simbolis dari produk
yang dijadikan dasar utama
kampanye iklan tersebut.
Iklan inilah yang kemudian mengkomunikasikan hal tersebut dan membangun
hubungan yang konsisten antara brand dan
berbagai emotional appeal dan simbolic values-nya.
Sebagai contoh, Molto
Pewangi yang merupakan pewangi pakaian, menemukan bahwa keharuman alami
bersumber pada bunga. Sehingga harum wangi selalu dikaitkan dengan bunga yang
berwarna cerah. Hal ini kemudian diangkat oleh Molto Pewangi dengan slogan
"Alami keharuman alami Molto Pewangi Baru", disertai gambar visual
hamparan padang bunga yang di tengah-tengah hamparan tersebut terdapat jalan
yang berkelok: warna jalan senada dengan warna bunga. Di sini orang
membayangkan sensasi keharuman berkendara di tengah padang bunga. Maksud iklan
ini adalah menggunakan analogi supaya orang bisa sampai pada kesimpulan bahwa
Molto Pewangi sama dengan Keharuman alami bunga-bunga di padang.
Lihat dan Perhatikan iklan
Molto Pewangi ini :
Konsep dasar branding dapat
dilakukan dengan mengunakan dasar fungsi produk (functional) atau citra brand
(brand image).
Pemilihan sebuah konsep
brand dipengaruhi oleh asumsi produsen atas tiga faktor yaitu jenis produk itu
sendiri, intensitas persaingan, dan bagaimana konsumen memilih dan
memngkonsumsi produk.
Sebagai contoh di tengah banyak deferensi jenis produk shampo untuk berbagai kalangan mulai anak-anak, dewasa perempuan, dewasa laki-laki orang akan menginginkan hal yang praktis. Konsumen tidak ingin direpotkan membeli shampo beraneka jenis untuk satu keluarga. Belum lagi dengan adanya diferensi shampo untuk rambut kering, rambut rontok, dan berketombe. Untuk itu hadirnya shampo lifeboy, produsen dan biro iklan mengusung brand "shampo untuk seluruh keluarga" (anak laki-laki, anak perempuan, ibu, dan juga ayah). Kemudian, setelah dalam benak orang telah melekat gambaran bahwa sampho Lifeboy adalah shampo seluruh keluarga, pengiklan tetap mengingatkan bahwa pada dasarnya produk Lifeboy adalah produk untuk anak-anak. Untuk itu, dalam iklan-iklan berikutnya diperkenalkan bahwa shampho Lifeboy tepat untuk mengatasi anak-anak yang berketombe. Dengan demikian, terbentuklah brand untuk konsumen bahwa sampho Lifeboy anti ketombe bisa juga dipakai untuk seluruh keluarga.
Brand adalah segalanya
Suatu brand image dibangun
dengan menciptakan citra dari suatu produk. Konsumen bersedia membayar lebih
tinggi dan menganggapnya berbeda karena karena brand ini memancarkan asosiasi
citra tertentu. Para perancang image dari brand berusaha memenuhi hasrat
konsumen untuk menjadi bagian dari kelompok sosial tertentu yang lebih besar
dan dipandang terhormat oleh orang lain, atau untuk mendefinisikan diri menurut
citra yang diinginkannya seperti Brand Iphone.
Brand image menjadi pilihan
pada saat persaingan sudah menjadi taraf dimana produk-produk yang ditawarkan
sudah tidak lagi memiliki perbedaan yang berarti. Perlu diingat bahwa strategi
ini dapat ditempuh jika kualitas produk sudah mengalami paritas. Iklan adalah
satu hal yang penting untuk kampanye brand.
Kampanye iklan yang efektif
bisa membentuk citra produk misalnya dengan mengasosiasikan suatu brand dengan
golongan konsumen tertentu (orang pintar minum Tolak Angin), atau dengan
nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat, misalnya Susu Bendera,
memanfaatkan kekhasan perbedaan budaya untuk persatuan, iklan Filma dengan
sejernih akal sehat. Bahkan iklan suatu brand tertentu bisa menjadi pembeda
utama yang membuat suatu produk berbeda dari produk lain yang sejenis.
Contoh-contoh brand suatu
produk yang diusung oleh iklan:
1.Rokok Malboro, dicitrakan
dengan Malboro Man yang jantan, petualang, dan individualis.
2.Rokok A-Mild, rokoh rendah
tar dan nikotin, rokok sehat, dan rokok yang kritis terhadap permasalahan
sosial.
Slogan "How Low Can You
Go","Bukan Basi","Tidak membeli Kucing dalam Karung",
"Saatnya Unjuk Gigi" mencitrakan bahwa rokok A-Mild adalah rokok yang
sehat dan rendah tar & nikotin.
3.Pepsi Cola, dengan
slogannya "the Choice of a New Generation" dan "The Next
Generation" membentuk /image brand/ bahwa minuman ringan tersebut adalah
minuman generasi muda yang mewarisi generasi berikutnya. Brand ini dibentuk
karena danya persaingan yang sangat ketat dengan Coca-Cola yang lebih dulu
hadir dan telah merajai kelas minuman ringan.
Kedua Positioning
Product
Positioning merupakan suatu
proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk, brand, perusahaan, atau
individu dalam alam pikiran konsumen. Usaha ini merupakan langkah penting untuk
merebut perhatian pasar karena situasi masyarakat di pasar sudah /over
communicated.
Untuk berhasil dalam
masyarakat yang sudah jenuh dengan berbagai merk produk serta sudah demikian
banyaknya aneka ragam periklanan, kita harus menciptakan posisi dalam pikiran
atau benak konsumen. Posisi di sini tidak hanya mempertimbangkan kekuatan dan
kelemahan perusahaan sendiri, melainkan juga para pesaingnya. Kita harus menjadi
yang pertama masuk dalam benak pikiran konsumen.
Dalam percakapan anak muda,
kita sering mendengar perkataan, "Saya ingin membeli Levis merek
cardinal". Atau pertanyaan Seorang Bapak di rumah berkata kepada istrinya,
"Bu, Odolnya habis, tolong beli di warung?". Dalam benak kita Levis
adalah nama lain lain celana jeans, Odol adalah nama lain dari pasta gigi.
Padahal nama-nama itu adalah merek produk. Merk produk inilah yang pertama
menempati posisi dalam benak konsumen dan selalu menjadi "Yang Paling
Diingat" atau Top of Mind.
Posisioning berkaitan dengan
persaingan. Jadi, persoalannya adalah bagaimana pengiklan dan biro iklan
memposisikan produk di antara para
pesaing. Dalam hal ini
positioning dapat diciptakan dengan menggunakan asosiasi tertentu, misalnya:
gaya hidup, kelas sosial, kedudukan profesional, sifat tertentu,dll yang mampu
membedakannya dengan pesaing.
Jadi, sebenarnya posisioning
diciptakan untuk mendukung pembentukan citra produk sehingga sangat berkaitan
dengan brand dari produk tersebut.
Strategi untuk menciptakan
positioning suatu produk.
1. Penonjolan karakterisasi
produk
Pengiklan memilih satu di
antara sekian unsur produk yang dapat ditonjolkan. Misalnya teh botol tidak
diposisikan sebagai minuman teh yang panas, namun diposisikan sebagai minuman
ringan yang sama dengan cola. Sehingga teh botol bukanlah teh yang harus
diminum pada saat minum teh di sore hari, tetapi minuman tepat untuk
perjalanan, untuk minuman penutup setelah makan.
Produk Mariteh tampil dengan
memposisikan diri sebagaiteh bubuk instan. Posisi ini membedakan dengan produk
teh lain yang penyajiannya harus disedu terlebih dahulu.
2. Penonjolan harga
Pengiklan memilih harga
murah sebagai hal yang akan ditonjolkan. Misalnya ketika sabun cuci Daia
diluncurkan pertama kali, ia mengusung posisi sebagai sabun cuci yang murah
harganya dibandingkan dengan produk sejenis yang telah dulu ada, yaitu Rinso
dan So Klin. Iklan nyamuk Hit sedari awal hingga kini selalu mengusung posisi
sebagai obat nyamuk yang murah. Tentu sajapengiklan maupun biro iklan harus
berhati-hati dengan strategi penonjolan harga ini karena untuk konsumen harga
sering diasosiasikan dengan mutu.
3. Penonjolan kegunaan
Suatu produk dikaitkan
dengan kegunaan khusus. Bererapa obat batuk, flu, deman, dan sakit kepala
sebenarnya mengandung komposisi yang relatif sama. Namun, obat Paramex
memposisikan diri sebagai obat sakit kepala, Konidin dan Woods sebagai obat
batuk, Decolden sebagai obat flu. Bahkan Feminax yang kandungan komposisinya
sama dengan Paramex,diposisikan kegunaannya khusus sebagai obat sakit di kala
datang bulan.
Pengiklan harus memilih
kegunaan khusus dari produknya untuk pemosisian diri.
4. Posisioning menurut
pemakainya
Produk yang sangat tua menggunakan
straegi ini adalah sabun Lux. Dengan memposisikan diri bahwa produk ini dipakai
oleh bintang film kondang dunia Sophia Laurens, brand yang terbentuk untuk
sabun Lux adalah sabunnya bintang film. Dalam perkembangannya di Indonesia
sabun Luxselalu menggunakan bintang film berkaraker sebagai ikonnya.
Produk lain yang menggunakan
strategi ini adalah produk-produk kosmetik, oli Top One, dan beberapa produk
mobil.
5. Posisioning menurut kelas
produk
Beberapa produk yang
"terjepit" perlu melakukan keputusan /positioning/ yang kritis dengan
mengaitkannya pada kelas produk yang bersangkutan. Misalnya, produk7 Up
terjepit di antara produk minuman cola Pepsi dan Coca-Cola, sehingga ia
menggunakan slogan"/7-Up is the uncola drink. But with abetter taste"
/untuk memposisikan dirinya.
6. Posisioning dengan
menggunakan simbol-simbol budaya
Simbol yang dijadikan
identifikasi ini memiliki arti penting bagi konsumen. Simbol ini tidak
digunakan oleh /posisioning/ pesaing. Misalnya produk Mustika Ratu diposisikan
sebagai produk yang mewarisi budaya Kraton di Jawa.
7. Posisioning langsung
terhadap pesaing
Untuk budaya , strategi ini
sering dianggap tidak etis. Pernah terdapat produk yang memanfaatkan strategi
ini, namun sekarang sudah tidak dipakai lagi. Di awal era 90-an muncul banyak
produk motor Cina, dengan model bangau. Dengan aktor Basuki yang sibuk
menendangi beberapa ekor bebek, dipakailah slogan " sekarang bukan
zamannya bebek" . Namun,iklan dengan strategi positioning tersebut segera
disambut dengan keras oleh pengiklan produk motor bebek. Sehingga saat ini,
produk motor bangau tidak begitu melekat dalam benak konsumen.
Di Amerika perusahaan
persewaan mobil Avis secara lamgsung memposisikan diri dengan pesaingnya, yaitu
Hertz dengan slogan /"We are number two, so we try harder"/. Strategi
ini berhasil melekat dalam benak konsumen. Banyak orang memilih Avis yanglebih
rendah (/underdog/), tetapi memiliki semangat kerja yang hebat.
Setelah Anda mengetahui
strategi untuk menentukan positioning suatu produk, berikut ini dipaparkan
langkah-langkah untuk menentukan
positioning tersebut. Hal
ini, dalam banyak telah dilakukan oleh pengklam. Namun, banyak jugapengiklan
yang membutuhkan bantuan biro
iklan untuk membantunya
mengatasi masalah positioning produk. Berikut ini, adalah langkah-langkag
penentuan strategi tersebut.
1. Identifikasi Para Pesaing
Identifikasi terhadap produk
sejenis, produk pengganti, maupun bentuk usaha turunan.Di pasar terdapat
pesaing primer dan pesaing sekunder
2. Riset Persepsi Konsumen
Penelitian tentang persepsi
konsumen terhadap produk pesaing, yang meliputi karakteristik produk, manfat
bagi konsumen, dll.
3. Menentukan Posisi Pesaing
4. Menganalisis Preferensi
Konsumen
Mengetahui posisi yang
dikehendaki oleh konsumen terhadap suatu produk. Pada tahap ini produsen perlu
mengkaji kembali apakah masih ada celah yang tersisa dalam pasar yang
mencermikan permintaan potensial.
5. Menentukan Posisi Merk
Produk Sendiri
Hal yang perlu diperhatikan
Posisioning adalah komitmen
terhadap segmentasi pasar. Memiliki posisi berarti memilih segmen pasar. Ini
berarti ada resiko tidak terjangkaunya sutau produk oleh pembeli lain.
Jika iklan sudah berhasil,
jangan melakukan perubahan penting dalam hal posisioning.
Simbol produk adalah
penting. Hal ini mrp identitas yang juga menunjukkan kepribadian.
Ikuti Perkembangan Posisi
Secara berkala, posisi
produk harus ditinjau dan dinilai kembali apakah masih sesuai dengan zaman.
Demikianlah Belajar Brand dan Positioning Product Mudah dan Langsung Paham. Pada prinsipnya positioning ini dilakukan untuk membentuk
/brand/ dari produk. Sebuah brand dari produk mencerminkan posisi yang
dimiliki produk di mata konsumen. Brand sangat penting bagi pembuat iklan.
0 Response to "Cara Termudah Belajar Brand dan Positioning Product Langsung Paham"
Posting Komentar